07.07.2015
Hampir empat tahun lamanya sejak saya menulis lagi. Banyak yang telah berubah.
Banyak hal yang sudah terjadi dalam empat tahun ini.
Menikah. Berpindah pekerjaan. Dan (hampir) menjadi seorang Ibu.
Ya. Saya hampir menjadi seorang Ibu. Oktober tahun lalu. Kalau saja saya bisa menjaga diri, mungkin...bayi saya sudah berumur 1 bulan. Proses panjang dan melelahkan yang harus dilalui selama 2 tahun. Merubah negatif menjadi positif. Merubah status suami istri menjadi ayah ibu.
Saya sempat meratap. Sekian bulan lamanya. Menangis? Sering. Menyalahkan diri sendiri? Selalu. Berandai-andai di tiap harinya.
Membayangkan saya, penderita PCO, memiliki keturunan.
Tidak jarang, ketika kembali dari rutinitas kantor saya kembali ke rumah dengan perasaan kosong. Menunggu suami pulang. Sendirian. Mungkin hanya saluran TV Korea yang saya tatap tiap detiknya, sampai sang kepala keluarga kembali datang.
Seandainya janin saya selamat, mungkin menunggu suami pulang bukan lagi pekerjaan yang membosankan atau menyebalkan. Mungkin, saya akan lebih acuh. Tidak akan selalu melihat jarum jam dinding kamar dengan wajah cemberut.
Seandainya....
Seandainya....
Seandainya....
Berandai-andai memang mudah. Namun, kenyataan tidak semudah mengarang cerita. Apa yang terjadi saat ini adalah kenyataan. Kenyataan dimana saya harus dengan sabar dan ikhlas memulai lagi semua proses dan treatment sebagai seorang PCO.
Anak adalah Hak Allah SWT. Hak mutlak yang hanya dimiliki oleh Sang Pencipta alam semesta. Ada alasan dibalik semua cobaan ataupun nikmat yang diberikan.
Semoga, pertanyaan tidak selamanya menjadi pertanyaan. Aamiin!
-bee