
Semakin sering kita tertawa semakin besar kemungkinan kita akan menangis
-tyz-
Hebat, semalam aku bisa bertahan di dalam kamar itu
Tanpa teman, tanpa telepon dari seseorang, ataupun sebatang coklat
Televisi terus menyala, radiasi sinarnya mengisi seluruh kamar yang gelap
Dengan aku yang berbaring dibawah selimut tebal dan sisa make up siang kemarin
Dan pagi ini, entah darimana datangnya semangat itu
Aku tersenyum sepanjang jalan, seolah malaikat penjagaku kembali datang
Padahal sama sekali tidak,
Sang malaikat sudah lama menjauh,
Meninggalkan jejak helai sayapnya yang gugur
Dan sebentuk luka di telapak tanganku yang masih basah
Berbagi senyum pada kumbang di batang pohon cemara,
Juga pada bunga liar di rumput hijau,
Apakah aku akan mati?
Ataukah akan datang lagi cobaan di hari esok?
Sehingga kau biarkan aku tersenyum hari ini dan menangis esok?
Entahlah…
Aku harap besok aku akan tetap dengan senyumku yang hilang dulu,
Satu hal yang tersisa dari diriku, setelah semuanya pergi di tiup angin takdir
Tuhan,
Kembalikan lagi aku seperti masa itu,
Ketika cinta tidak bisa menyakiti aku,
Ketika malam tidak menyiksa aku yang sendiri,
Kembalikan aku seperti masa itu,
Sebelum terlambat…