Tampilkan postingan dengan label me and you. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label me and you. Tampilkan semua postingan

April 27, 2010

ours

Desember


Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda


Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember


Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka



April 26, 2010

insomnia



Sesungguhnya aku kangen Kamu

Dimana dirimu aku ngga ngerti

Dengarkanlah Kau tetap terindah

Meski tak mungkin bersatu

Kau slalu ada di langkahku

 

Kamu buat aku nangis malam tadi,

Setengah teriak, namun tanpa suara

Dan kamu ngga sadar akan itu,

Aku kangen kamu, Nyun!

Teriak aku lirih,

Disaat kamu masih menyanyikan lagu kita

Aku cinta kamu!

Bisik aku pelan di kupingmu,

Dan mungkin kamu ngga sadar akan itu,

 

Ahhh, sulit rasanya ketika aku harus bisa ikhlas

Merelakan kamu melepaskan genggaman,

Dulu aku pernah bilang, jangan lepasin genggaman kamu ya?

Dan kamu jawab, aku ngga akan lepasin tangan kamu Sayang…

 

Benar kata lagu itu,

Mau dikatakan apa lagi

Kita tak akan pernah satu

Engkau di sana, aku di sini

Meski hatiku memilihmu

 

Seandainya aku punya kekuatan untuk menolak keputusan ini,

Seandainya aku punya kemampuan untuk pertahankan kita,

Sayangnya aku terlalu lemah, aku tidak mampu memperjuangkan

Tidak akan pernah bisa, jika kamu sendiri dan seluruh alam menentang

Aku hanya bisa pasrah, 

---

Terima kasih untuk telepon malam tadi,

Aku kangen kamu…

April 13, 2010

sampai Tuhan berkata : cukup

Desember 2009,

 

“Aku harus melanjutkan hidup, kembali ke rumah ayah ibu

Kamu baik-baik disini, jaga diri, jaga kesehatan,

Kamu wanita yang kuat, kamu mandiri, aku yakin kamu bisa

Jalan hidup kamu masih panjang”


Kata-kata itu yang sekarang terus terlintas dipikiran si gadis. Bukan semangat yang didapat, tapi keputus-asaan. Disaat kata-kata itu terucap, dia hanya bisa menangis. Tak sedikitpun amarah yang dapat dipaksanya keluar dari hati. Begitulah sifatnya, selalu memendam perasaan hanya karena tidak ingin menyakiti perasaan yang lain.


[Kita bisa melanjutkan hidup bersama, meskipun kamu jauh disana dan aku sendiri disini. Aku tidak berkeberatan, aku yakin aku bisa asalkan kamu selalu bersama aku. Aku menjadi kuat karena ada kamu yang menguatkan, aku menjadi bisa karena ada kamu yang mengajarkan aku hingga pandai. Dan jalan hidup kita memang masih panjang, mengapa tidak kita coba?]


Hati kecil si gadis berteriak lantang mengungkapkan semua keinginannya, namun sayang dinding hatinya terlalu tebal sehingga tak sedikitpun gema yang keluar ke udara.


“Kamu tidak mengerti, hidupku bukan melulu tentang cinta. Aku harus membahagiakan orang-orang disekitarku. Aku harus membangun masa depanku. Kamu tahu, aku dan kamu berbeda. Perbedaan ini terlalu sulit untuk dipersatukan. Maaf, aku tidak bisa menjadi penjagamu lagi. Ini jalan yang terbaik untuk kita”


Air mata si gadis makin deras menetes, namun tak sepatah kata muncul mengiringi sesak di hatinya. Nampaknya rasa sakit itu terlalu besar sehingga menutup katup udara dalam tenggorokannya untuk bersuara.


[Kamu yang tidak mengerti tentang perjuangan aku menjaga kita. Kesetiaan, kesabaran, keihklasan aku menjadi pemilik hatimu. Hidup memang tidak melulu tentang cinta, aku tahu itu, sejak dulu bahkan. Hidupku memang tidak melulu diisi cinta darimu, tapi juga canda dan tawa bahkan tangis. Dan jika perbedaan yang menjadi alasan, lalu mengapa baru sekarang? Mengapa baru sekarang kamu menjadikannya penting? Mengapa tidak sejak dulu saja kita memutuskan hubungan diatas perbedaan? Perbedaan ini, bukankah aku sudah buktikan bahwa aku bisa beradaptasi dan menjadi bagian darinya?  Kini, kamu memang sedang membangun masa depan milikmu sendiri tapi aku disini harus memunguti semua harapan akan masa depan aku dengan kamu yang telah runtuh.]

 

April 2010,

 

Sisa kesedihan masih terlihat dikedua mata si gadis. Tapi dia harus tetap menjalani hari. Seperti kata sahabatnya “hari masih muda”. Meski sudah seratus hari lebih terbuang dengan penuh air mata, si gadis masih tegar berdiri. Sedikit limbung memang, tapi masih tegak terlihat.

---

“Sampai kapan kamu akan menunggu aku?” tanya si pria.

Si gadis: “Sampai aku merasa lelah. Sampai Tuhan berkata cukup”

April 08, 2010

my last word

Mengering sudah bunga di pelukan
Merpati putih berarak pulang terbang menerjang badai
Tinggi di awan, menghilang di langit yang hitam

S'lamat berpisah kenangan bercinta
Sampai kapankah jadinya aku harus menunggu
Hari bahagia seperti dulu...

[merpati putih]



Ending tentang kita, nampaknya mulai terlihat jelas. Ketika kita sama-sama dihadapkan pada satu-satunya pilihan; saling melupakan.


Bagiku, melupakan kita adalah hal tersulit yang harus aku lakukan. Aku lebih memilih untuk berdamai dengan rasa cemburu dan rasa sakit, daripada harus merobek semua gambar tentang kita dan membakarnya diatas bara.

Bagiku, kita akan tetap ada. Meskipun takdir menginginkannya mati dan terkubur beserta semua canda dan tawa yang terlahir. Tawamu yang masih kudengar jelas, senyummu yang masih kulihat indah.



Tapi aku akhirnya tersadar,

Aku tidak bisa egois memaksamu kembali lagi disisi. Menjadi kamu yang dulu. Menjaga, melindungi, menyayangi, membuat aku tersenyum dalam sendiri.

Aku harus tersadar, bahwa pada akhirnya aku kehilangan kita.



[Maaf…]


Mungkin ini permohonan maaf yang terakhir kalinya terucap untukmu. Atas semua perkataan aku yang menyakitkan. Perkataan aku yang menyinggung perasaan, membuatmu dengan terpaksa merubah cinta menjadi benci. Ini permohonan yang terakhir kalinya, aku janji.



Sayang,

Kalau boleh aku memanggilmu begitu untuk satu kali ini saja

Aku ingin kamu bahagia esok,

Bukan…bukan!!!

Aku ingin kamu lebih bahagia esok,

Aku ingin kamu melupakan semua kisah buruk tentang aku,

Yang selalu menyakiti kamu dengan perkataanku,

Aku ikhlas untuk dilupakan atau bahkan dihapus dari hatimu

Aku ikhlas…jika itu bisa membahagiakanmu,



Sayang,

Semoga Allah selalu ada untukmu,

Melindungimu,

Menyayangimu,

Mengasihimu,

Melalui orang-orang yang terpilih untuk mendampingimu,

Yang aku tahu, bukan aku…



bogoshipda


---

Aku ingat, saat malam itu ALEXA bernyanyi dihadapan kita…

Dan kamu yang membisikkan aku dengan lembut,

"Kamu dewiku"

Januari 13, 2010

faded away


A picture, captured to keep the smiles, A video, taken to save the moments, A memory kept so it can be seen again, To laugh, to smile, or even to cry on it. I still have the picture, I still keep the video, I still play the memory, everyday. But, apparently those kind of things aren’t in your list. Aren’t in your pocket, Or maybe aren’t in your mind..Well, it’s the choice that has been taken. I’m way too powerless to make you even keep those. Nothing’s left anymore, Not even my eyes in your eyes...My love in your heart...My smile in your face, Or my name in your lips,

*day by day I’m losing you*