Maret 11, 2010

phase one


Kisah patah hati nampaknya sedang hype tahun ini. Setelah aku yang jadi salah satu korbannya awal Januari kemarin *langsung puter backsound: Glenn Fredly – January*, kali ini giliran seorang teman yang ngerasain “bolong hatinya”.

Melihat dia seolah-olah melihat aku dua-bulan-yang-lalu.

Banyak bengong,

Males kerja,

Males makan,

Mata sembab,

Suara parau,

Mata yang bekaca-kaca,

Dan playlist lagu-lagu mellow yang ga pernah brenti diputer.

 

Kalo boleh aku analisis, temanku ini baru masuk ke tahap pertama dari putus cinta. Sang korban putus cinta masih dalam tahap “denial” ato tahap “ngeyel/ngelak”. Antara menerima ato engga kalo dia dan sang mantan sudah putus.

Ciri-cirinya antara lain;

masih nge-save nama sang mantan di henpon dengan panggilan “sayang”, “my boo”, “hubby” etc. Ciri lainnya masih ngarep sang mantan untuk ngebuzz waktu dia onlen di ym ato masih nunggu telp ato sms tiap detiknya. Sambil H2C (red. harap-harap cemas) sang mantan bilang khilaf dan minta balikan lagi.

 

[Satu fakta yang aku pelajari kemarin. Peluang untuk orang yang memutuskan meminta balikan lagi sangat kecil. Hal luar biasa kayak gitu hanya akan terjadi jika sang mantan benar-benar sayang dan cinta, dan dia menyadari kebodohannya karena udah buat luka di hati kekasihnya]

 

Aku dan temanku itu memang pernah merasakan sakitnya hati ketika putus hubungan dengan seseorang. Tapi dari apa yang aku dan dia rasakan, baru satu kali ini kita merasakan sakit yang amat sangat. Seperti yang dia bilang kemarin; “ini kali pertama aku mencintai dan juga disakiti seseorang dengan benar-benar”.

 

“It’s funny how the people that hurt you the most

are ones that swore they never would”

 

Jadi mendadak inget petuah mamaku dari zaman dulu, “too much love will kill you dear”. Seringkali mamaku-yang-cantik itu ngingetin anaknya, tapi dasar bodoh atau terlalu naïve, aku ga denger apa yang mama bilang.

 

*Sighing*

Hey Girl, kita berdua pernah ngerasain fase ini. Dan aku yakin kita bisa kembali jadi perempuan-perempuan yang kuat seperti dulu. Aku yakin Tuhan punya rencana yang lebih indah dibalik semua luka yang ditusukkan ke punggung kita berkali-kali oleh para pria.

---

Hhmm..rasanya postingan ini ngegantung yak? Hahaha…

Mendadak buntu otak kalo inget cerita sedih kemarin,

Okelah, nanti aku buat kelanjutan tahap kedua, ketiga,dst dari putus cinta,

Waktunya beresin berkas-berkas, matiin kompi trus kabur ke bioskop bareng sahabat.

Ciao….

2 komentar:

  1. Iya, patah hati emang guling2 sakitnya, tapi semua itu akan indah ko pada waktunya :)cheer up chin up dearr

    BalasHapus
  2. iya mba nad...guling2 sambil sesegukan nangis bombay, fiuuhh...i do realy hate break-up process.

    thanks for cheering me up mba nad,

    eniwei...adakah teman yang bisa dikorbankan?
    hahahahah

    BalasHapus